Rabu, 18 Desember 2013

DEPRESI

 Oleh :  Widura IM

            Depresi biasanya terjadi saat stres yang dialami oleh seseorang tidak kunjung reda.  Umumnya depresi yang dialami seseorang berhubungan dengan kejadian dramatis yang baru saja menimpa yang bersangkutan, misalnya karena kematian seseorang yang sangat dicintai atau kehilangan pekerjaan yang sangat dibanggakan. Depresi adalah masalah yang bisa dialami oleh siapapun.   Sebuah penelitian di Amerika melaporkan 1 dari 20 orang setiap tahun mengalami depresi, dan setidaknya 1 dari 5 orang pernah mengalami depresi sepanjang kehidupan mereka.  Hal yang sama juga terjadi di Indonesia.  Banyak  kasus depresi terjadi sebagai akibat dari krisis yang melanda masyarakat pada beberapa tahun belakangan ini. Masalah bencana alam, sulitnya mencari pekerjaan, sulitnya mempertahankan pekerjaan, krisis keuangan adalah beberapa masalah yang sekarang ini sangat umum menjadi pendorong timbulnya depresi.   Informasi dari sejumlah daerah menyebutkan banyaknya kasus bunuh diri yang diawali oleh gejala depresi.
Dari pengertiannya, Phillip L. Rice (1992), seorang ilmuwan terkemuka menyebutkan bahwa depresi merupakan gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, perasaan dan perilaku) seseorang.  Dan umumnya mood yang dominan adalah perasaan tidak berdaya dan/atau kehilangan harapan.

Penyebab

Mungkin di antara kita ada yang pernah mengalami depresi tanpa tahu sebab musababnya yang kemudian membuat perasaan semakin depresi karena tidak dapat menemukan sebab musababnya.  Akhirnya, kita jadi uring-uringan sendiri.  Semua jadi serba salah karena menurut kita, tak seorangpun yang dapat memahami masalah kita.  Lalu, bagaimana bisa mengharapkan bantuan orang lain jika semua orang kita anggap tidak dapat memahami diri kita?
Sebenarnya penyebab depresi bisa berakar dari faktor biologis (misalnya ; karena sakit, pengaruh hormonal, depresi pasca-melahirkan, penurunan berat badan yang drastis, dll) atau disebabkan dari  faktor psikososial (misalnya ; konflik individual atau interpersonal, masalah eksistensi, masalah kepribadian, masalah keluarga). Ada pendapat ahli yang mengatakan bahwa faktor keturunan punya pengaruh terhadap kecenderungan timbulnya depresi.

Gejala

Individu yang terkena depresi umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik dan sosial yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilang semangat kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi serta menurunnya daya tahan.  Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dapat dikelompokkan sebagai depresi.  Namun perlu diingat, tiap orang mempunyai variasi perbedaan yang memungkinkan suatu peristiwa dihadapi secara berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda pula antara satu orang dengan yang lain.  Gejala-gejala depresi ini bisa kita lihat dari tiga aspek, yaitu ; gejala dari aspek fisik, psikis dan sosial.    Lebih jelasnya, akan diuraikan di bawah ini.

Gejala Fisik

Menurut beberapa ahli, gejala depresi yang kelihatan ini mempunyai rentangan dan variasi yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang dialami. Namun secara garis besar ada beberapa gejala fisik umum yang relatif mudah dideteksi. Gejala itu seperti :
       
    Gangguan pola tidur.  Kondisi ini ditandai dengan sulit tidur, dan/atau terlalu banyak tidur ataupun terlalu sedikit.
·        
          Menurunnya tingkat aktivitas.. Pada umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku pasif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti nonton TV, makan, tidur.
·        
           Menurunnya efisiensi kerja.   Orang yang mengalami depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran terhadap pekerjaan. Sehingga, mereka akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal yang penting. Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efisien dan tidak berguna, seperti misalnya ngemil, melamun, merokok terus menerus, sering menelpon yang tak perlu.   Jelasnya, orang yang terkena depresi akan terlihat dari cara kerjanya yang menjadi kurang terstruktur, tidak sistematis atau tempo kerjanya jadi lamban.
·    
     Menurunnya produktivitas kerja. Orang yang terkena depresi akan menurun motivasi kerjanya. Karena ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan kegiatannya.  Keharusan untuk tetap beraktivitas membuatnya semakin kehilangan energi karena energi yang ada sudah banyak terpakai untuk bertahan agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya. Mereka mudah sekali lelah, capai padahal belum melakukan aktivitas yang berarti!
·     
     Mudah merasa letih dan sakit.  Depresi itu sendiri adalah perasaan negatif.  Jika seseorang menyimpan perasaan negatif maka jelas akan membuat letih karena beban pikiran dan perasaan ; dan bila hal ini berkepanjangan maka tak pelak lagi akan menimbulkan sakit.

 

Gejala Psikis

Perhatikan baik-baik gejala psikis di bawah ini, apakah Anda atau rekan Anda ada yang mempunyai tanda-tanda seperti di bawah ini :
·          
      Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri.  Mereka senang sekali membandingkan dirinya dengan orang lain.  Orang lain dinilai lebih sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih diperhatikan oleh atasan, dan pikiran negatif lainnya.
·       
       Sensitif.  Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering peristiwa netral dipandang dari sudut pandang yang berbeda, bahkan disalahartikan. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengkaitkan segala sesuatu dengan dirinya.  Akibatnya, mereka mudah tersinggung, mudah marah, perasa, curiga terhadap orang lain (yang sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka menyendiri. 

·          Merasa diri tidak berguna.  Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi orang yang gagal terutama di bidang yang seharusnya mereka kuasai. Misalnya, seorang anggota mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain atau daerah lain. Dalam persepsinya, mutasi itu disebabkan ketidakmampuannya dalam bekerja dan/atau pimpinan menilai dirinya tidak memberikan kontribusi sesuai yang diharapkan.
·        
            Perasaan bersalah. Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pikiran orang yang mengalami depresi. Mereka sering memandang kejadian yang menimpa dirinya sebagai hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab. Banyak pula yang akhirnya merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan diri mereka atas situasi tersebut.

 

Gejala Sosial

Masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya akan mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan (atau aktivitas lainnya). Lingkungan tentunya akan bereaksi tertentu terhadap perilaku orang yang depresi yang pada umumnya negatif (seperti mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih, mudah sakit).  Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah interaksi sosial yang kurang kondusif dengan rekan kerja, atasan atau bawahan.  Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan tidak aktif menjalin hubungan dengan lingkungan.  Masalah ini tidak hanya dapat menimbulkan rasa minder, malu, cemas jika berada di antara kelompok atau merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi. Tetapi juga tak jarang menimbulkan konflik dengan lingkungan.

 

Penutup

Depresi memang dapat disebabkan oleh berbagai faktor dari fisik sampai psikis, dan gejala-gejala yg ditimbulkannya dapat memberikan dampak negatif bagi diri, pekerjaan maupun lingkungan sosial.  Oleh karenanya, bila kita mengalami depresi dengan gejala seperti telah diulas di atas, segeralah mencari upaya mengatasinya, bila perlu tidak usah sungkan untuk mencari pertolongan dari ahlinya.